Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, 1st Baron Baden-Powell, OM, GCMG, GCVO, KCB (lahir di Paddington, London, Inggris, 22 Februari 1857 – meninggal di Nyeri, Kenya, 8 Januari 1941 pada umur 83 tahun) ialah tentara, penulis dan pendiri gerakan kepanduan dunia.
Kehidupan awal
Baden-Powell dilahirkan di
Paddington,
London pada
1857. Dia adalah anak ke-6 dari 8 anak profesor Savilian yang mengajar
geometri di
Oxford.
Ayahnya, pendeta Harry Baden-Powell, meninggal ketika dia berusia 3
tahun, dan ia dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace Smith, seorang
wanita yang berketetapan bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell
berkata tentang ibunya pada 1933, "Rahasia keberhasilan saya adalah ibu
saya."
Selepas menghadiri Rose Hill School,
Tunbridge Wells, Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk
sekolah umum Charterhouse.
Perkenalannya kepada kemahiran pramuka adalah memburu dan memasak hewan
- dan menghindari guru - di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan
kawasan terlarang. Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis
dengan baik dengan menggunakan kedua belah tangan dengan tangkas, dan
gemar bermain drama. Masa liburan dihabiskan dengan ekspedisi belayar
atau berkanu dengan saudara-saudaranya.
Dia mengarang beberapa buku, di antaranya yakni
jungle book, girl guides, scouiting for boys, aids to scouting, rovering to succes
[sunting] Karier Ketentaraan
Pada tahun
1876, Baden-Powell bergabung dengan 13th Hussars di
India. Pada tahun
1895 dia bertugas dengan dinas khusus di
Afrika dan pulang ke India pada tahun
1897 untuk memimpin 5th
Dragoon Guards.
Baden-Powell saling berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya dengan suku
Zulu pada awal 1880-an di
jajahan Natal Afrika Selatan
di mana resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena
keberaniannya. Ada 3 penghargaan yang diberi angkatan perang Zulu yaitu:
- impeesa : serigala yang tak pernah tidur, karena dia sering berjaga-jaga saat malam.
- kantankye : orang pemakai topi lebar, karena dia selalu memakai topi lebar.
- m'hlalapanzi: orang bertiarap yang siap menembak.
Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas
rahasia Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul
kupu-kupu, memasukkan rancangan instalasi militer ke dalam lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya.
Baden-Powell kemudian ditempatkan di dinas rahasia selama 3 tahun di daerah
Mediterania yang berbasis di
Malta.
Dia kemudian memimpin gerakan ketentaraannya yang berhasil di Ashanti,
Afrika, dan pada usia 40 dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards
pada tahun
1897.
Beberapa tahun kemudian, dia menulis buku panduan ringkas bertajuk
"Aids to Scouting", ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai peninjau
ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara baru.
Menggunakan buku ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir
sendiri, menggunakan daya usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam
hutan.
Baden-Powell kembali ke Afrika Selatan sebelum
Perang Boer dan terlibat dalam beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada masa Perang Boer menjadi
kolonel
termuda dalam dinas ketentaraan Britania, dia bertanggung jawab untuk
organisasi pasukan perintis yang membantu tentara biasa. Ketika
merencanakan hal ini, dia terperangkap dalam pengepungan
Mafeking,
dan dikelilingi oleh tentara Boer yang melebihi 8.000 orang. Walaupun
berjumlah lebih kecil, garnisun itu berhasil bertahan dalam pengepungan
selama 217 hari. Sebagian besar keberhasilan itu dikatakan sebagai hasil
beberapa muslihat yang dilaksanakan atas perintah Baden-Powell sebagai
komandan garnisun. Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan tentaranya
diperintah untuk menghindari pagar kawat olok-olok (tidak ada) saat
bergerak antara parit kubu.
Baden-Powell melaksanakan kebanyakan kerja peninjauan secara pribadi
dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga dan membawa
pesan-pesan, kadang menembus pertahanan lawan. Banyak dari anak-anak ini
kehilangan nyawanya dalam melaksanakan tugas. Baden-Powell amat kagum
dengan keberanian mereka dan kesungguhan mereka yang ditunjukkan ketika
melaksanakan tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking
pada
16 Mei 1900. Naik pangkat sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi pahlawan nasional.
Setelah mengurusi pasukan polisi
Afrika Selatan Baden-Powell kembali ke Inggris untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda pada tahun
1903.
[sunting] Pulang ke Inggris
Setelah kembali, Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya
"Aids to Scouting" telah menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh
para guru dan organisasi pemuda.
Kembali dari pertemuan dengan pendiri
Boys' Brigade,
Sir William Alexander Smith, Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali
Aids to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun
1907 membuat satu perkemahan di
Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku "
Scouting for Boys" kemudian diterbitkan pada tahun
1908 dalam 6 jilid.
Kanak-kanak remaja membentuk "Scout Troops" secara spontan dan gerakan
Pramuka
berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian
pada tingkat internasional. Gerakan pramuka berkembang seiring dengan
Boys' Brigade. Suatu pertemuan untuk semua pramuka diadakan di
Crystal Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan
Pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun
1910 di bawah pengawasan saudara perempuan Baden-Powell,
Agnes Baden-Powell.
Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun
1910 dengan pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat
Raja Edward VII, yang mengusulkan bahawa ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan gerakan Pramuka.
Pada Januari
1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya
Olave Soames di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke
New York
untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden-Powell 55,
dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada September
tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena ketenaran
Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat itu.
Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan pernikahan
secara rahasia pada 30 Oktober
1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya yang gagal dengan
Juliette Magill Kinzie Gordon).
Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil
Rolls Royce. ‹‹‹›››
[sunting] Perang Dunia I dan kejadian-kejadian selanjutnya
Ketika pecah
Perang Dunia I pada tahun
1914,
Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada tanggung
jawab diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang dikatakan oleh
Lord Kitchener:
"dia bisa mendapatkan beberapa divisi umum dengan mudah tetapi dia
tidak dapat mencari orang yang mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts."
Kabar angin menyatakan Baden-Powell terkait dalam kegiatan spionase dan
dinas rahasia berusaha untuk menggalakkan mitos tersebut.
Baden-Powell dianugerahi gelar
Baronet pada tahun
1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell dalam County Essex, pada tahun
1929.
Taman Gilwell
adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka Internasional. Baden-Powell
dianugerahi Order of Merit dalam sistem penghormatan Inggris pada tahun
1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari negara-negara asing.
Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya:
- Man, Nation, Maiden
- Please call it Baden.
- Further, for Powell
- Rhyme it with Noël.
Dibawah usaha gigihnya pergerakan
Pramuka dunia berkembang. Pada tahun
1922 terdapat lebih dari sejuta pramuka di 32 negara; pada tahun
1939 jumlah pramuka melebihi 3,3 juta orang.
Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak – satu anak laki-laki dan dua perempuan (yang mendapat gelar-gelar kehormatan pada
1929; anak laki-lakinya kemudian menggantikan ayahnya pada
1941:
- Peter, kemudian 2nd Baron Baden-Powell (1913-1962)
- Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)
- Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan
Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki
dan 1 perempuan)
Tidak lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan dengan masalah
kesehatan, dan mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita sakit
kepala terus menerus, yang dianggap dokternya berasal dari gangguan
psikosomatis dan dirawat dengan analisa mimpi. Sakit kepala ini berhenti
setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah ke kamar tidur baru
di balkon rumahnya. Pada tahun
1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun
1939 dia pindah ke sebuah rumah yang dibangunnya di
Kenya, negara yang pernah dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di
Kenya, di Nyeri, dekat
Gunung Kenya, pada
8 Januari 1941.
Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell
dan semua gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi
pada 1939 Royal Academy memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah
untuk tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia II.
Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan
22 Februari
sebagai hari B-P, tanggal lahir bersama Robert dan Olave Baden-Powell,
untuk memperingati dan meraikan jasa Ketua Pramuka dan Ketua Pandu
Puteri Dunia.
[sunting] Mengenai ketertarikannya pada anak laki-laki
Dua penulis biografi Baden-Powell, Michael Rosenthal dari
Columbia University
dan Tim Jeal, menganggap bahwa ia adalah homoseksual yang tertekan.
Buku Tim Jeal yang diriset selama lebih dari 5 tahun, diterbitkan oleh
Yale University Press dan diterima dengan baik oleh
New York Times,
Washington Post dan penerbitan-penerbitan terkemuka lain.
Selain bukti-bukti lain, Jeal menyebutkan suatu contoh kejadian di bulan November
1919.
Ketika mengunjungi Charterhouse, sekolahnya dulu, Baden-Powell tinggal
bersama teman lamanya, A. H. Tod, seorang guru lajang dan pemilik rumah
yang telah mengambil foto-foto telanjang murid-muridnya sebagai bagian
dari kumpulan foto mengenai sekolah. Dalam buku hariannya, Baden-Powell
menulis tentang hal ini: "Tinggal dengan Tod. Foto-foto anak laki-laki
telanjang dan pohon-pohon yang diambil oleh Tod. Bagus sekali." Dalam
surat-surat selanjutnya kepada Tod mengenai memulai gerakan Pramuka di
sekolah itu, Baden-Powell menyebut bahwa ia akan segera berkunjung
kembali dan menambahkan: "Mungkin saya ingin melihat kembali foto-fotomu
yang indah itu."
Foto-foto Tod bertahan sampai tahun 1960-an, ketika mereka
dihancurkan mungkin untuk "melindungi reputasi Tod." Namun R. Jenkyns
mengatakan bahwa album tersebut mengandung foto-foto anak laki-laki
telanjang dalam pose-pose yang, menurut pendapatnya, "dibuat-buat dan
artifisial." Tidak ada alasan untuk mencurigai bahwa Tod atau Powell
memiliki tujuan buruk, dan foto-foto tersebut dibuat sesuai dengan
tradisi pada saat itu mengenai seni yang juga ditampilkan dalam
lukisan-lukisan
Henry Scott Tuke, foto-foto Baron
Wilhelm von Gloeden, dan lain-lain.
Jeal juga menyebutkan bahwa Baden-Powell "...tetap memuji tubuh
laki-laki ketika telanjang dan merendahkan tubuh wanita. Di Gilwell
park, tempat perkemahan Pramuka di hutan Epping, ia selalu menikmati
pemandangan anak-anak laki-laki berenang telanjang, dan kadang-kadang
berbincang dengan mereka setelah mereka 'melepas baju mereka.'"
(pembicaraan pribadi antara Jeal dan anggota-anggota Pramuka lama).
Walaupun menikmati keindahan anak-anak laki-laki, Baden-Powell tidak
diketahui pernah bertindak dalam ketertarikannya dengan anak laki-laki.
Sebaliknya, ia sangat teguh berpendapat untuk menekan keinginan seksual,
terutama dalam komunikasinya dengan anak-anak laki-laki. Ia memasukkan
larangan yang jelas melawan
masturbasi
dalam panduan-panduan Pramuka awal (sedemikian jelasnya sehingga Cox,
penerbitnya, menolak untuk mencetak hal ini sebelum bahasanya
diperhalus), dan sampai usia 80-an terus bersurat dengan anggota-anggota
Pramuka dan memerintahkan mereka untuk mengendalikan keinginan mereka
untuk "merusak diri sendiri." Ia percaya pada pendapat saat itu bahwa
hal ini menyebabkan penyakit, kegilaan dan impotensi seksual.
Pandangan-pandangannya tidak disetujui oleh semua orang. Dr. F. W. W.
Griffin, editor
The Scouter, menulis pada 1930 dalam buku untuk
Rover Scouts bahwa godaan untuk bermasturbasi adalah "tahapan yang cukup
alami dalam perkembangan" dan merujukkan anggota-anggota Pramuka kepada
sebuah buku oleh
H. Havelock Ellis yang berpendapat bahwa "usaha untuk mencapai hidup tanpa seks adalah kesalahan serius.